Industri substrat telah mencari alternatif untuk turf selama beberapa dekade, dan kini semakin banyak digunakan. Namun, kebutuhan kuantitatif dan kualitatif produsen dan konsumen tidak selalu terpenuhi. Selain itu, jejak karbon dari semua bahan harus diteliti lebih lanjut, termasuk detail tentang transportasi dan daur ulangnya. Industri ini sangat berkomitmen pada pengelolaan turf yang bertanggung jawab dan berusaha meminimalkan dampak negatifnya bila memungkinkan.
Beberapa tahun yang lalu, produk bebas turf umumnya kurang disukai dibandingkan dengan versi berbasis turf. Dalam banyak kasus, "jarak" tersebut wajar. Namun, saat ini, berkat kegiatan riset dan pengembangan yang intensif, banyak produk telah dikembangkan dan disempurnakan. Produk-produk ini sekarang sama baik atau bahkan lebih baik dari produk perbaikan tanah berbasis turf tradisional yang ada di pasaran. Namun, meniru alam selalu menjadi tugas yang sulit. Hal ini juga berlaku dalam hubungannya dengan turf. Oleh karena itu, para pedagang juga harus menarik perhatian para tukang kebun dan petani pada karakteristik yang berbeda antara turf dan penggantinya, seperti serat kayu atau kompos, guna meminimalkan kekecewaan konsumen saat menanam tanaman, karena hal ini dapat mengganggu penerimaan luas terhadap tanah bebas turf.
Kelapa memiliki pH ideal 6,0, yang sempurna untuk sebagian besar tanaman, dan memiliki sifat alami sebagai fungisida.
Selain itu, penggunaan media tanam yang dikurangi atau bebas turf dalam produksi tanaman seringkali membutuhkan perubahan dalam teknologi yang sebelumnya digunakan, seperti irigasi dan pemberian nutrisi. Sebagian besar campuran bebas turf yang dapat dibeli mengandung satu atau beberapa bahan berikut. Mereka disusun dengan cermat dalam komposisi untuk memberikan kondisi tumbuh yang sama atau sangat mirip dengan produk perbaikan tanah berbasis turf konvensional:
Tempurung kelapa (serat kelapa). Serat tempurung kelapa dianggap sebagai alternatif terbaik untuk lumut turf. Kelapa memiliki kapasitas retensi air yang sangat baik, dapat menyerap hingga 10 kali beratnya. Menambahkannya ke tanah juga meningkatkan drainase yang baik dan aerasi yang memadai, sehingga akar tanaman mendapatkan banyak air dan oksigen.
Bahan kayu (kulit kayu, serat kayu, serpihan kayu, dll.). Bahan-bahan kayu bukanlah alternatif lumut turf yang paling ideal, meskipun memiliki beberapa keuntungan. Bahan berbasis kayu telah ditambahkan ke campuran tanah komersial selama beberapa dekade untuk meningkatkan retensi air dan penambahan bahan organik. Mereka membuka tanah untuk mempromosikan sirkulasi udara dan pergerakan air yang lebih baik. pH kayu dapat rendah, membuat tanah lebih asam, yang baik untuk tanaman yang menyukai lingkungan asam, tetapi bukan pilihan terbaik untuk tanaman yang lebih suka lingkungan yang lebih basa.
Kompos. Kompos penuh dengan mikroba bermanfaat dan nutrisi, dan sering disebut sebagai "Black Gold" (Emas Hitam). Kompos yang terbuat dari penguraian limbah pertanian dan tumbuhan kaya akan mikroba yang bermanfaat bagi tanah. "Black Gold" membantu drainase dan memberikan nilai nutrisi. Tentu saja, kompos bukanlah hal baru bagi petani, tetapi juga dapat digunakan sebagai alternatif lumut turf yang efektif. Ketika ditambahkan ke tanah, dapat meningkatkan struktur tanah, meningkatkan infiltrasi dan retensi air, serta menambah mikroba yang bermanfaat. Penggunaan kompos membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, sambil memberikan nutrisi yang kaya kepada tanah, mengurangi kebutuhan akan pupuk.
Penulis: Michael Czezus
Sumber:
https://mezohir.hu/2022/08/29/agrar-egyre-gyakrabban-keressuk-tozeg-helyettesitojet-mezogazdasag/